![]() |
Alat deteksi tanah longsor Dukuh Kambangan Desa Menawan Gebog Kudus |
Tirtanews.id - Kudus, (Selasa, 27/10/2020). Ketua Tim Siaga bencana alam Desa Menawan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus, Eko Wahyu Widodo lebih memilih alat deteksi tanah longsor yang manual saja. Sebab lebih efektif dibanding dengan peralatan serupa yang menggunakan “on line”. “ Kami pernah dikasih yang “on line” pada tahun 2013, tetapi terkendala sinyal yang susah dan daya listriknya” ujarnya saat dihubungi Tirtanews, Selasa (27/10/2020).
Alat deteksi manual sudah terpasang di Dukuh Kambangan Desa Menawan sejak 2018. Terdiri dari satu alat pengukur curah hujan dan empat alat deteksi pergerakan tanah. Dipasang tim dari Universitas Gajah Mada (UGM) Jogja. “Alat itu jika ada gerakan tanah maka sirene peringatan berbunyi, Sehingga masyarakat dapat persiapan untuk mengungsi. Alat ini pemberian dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah,” tambahnya.
Tanah longsor Dukuh Kambangan Desa Menawan Gebog Kudus akhir Desember 2016 |
Selain peralatan manual dengan kemampuan daya jelajah hanya sekitar 100 meter saja, menurut Eko Wahyu Widodo, juga selalu dipersiapkan relawan. Juga setiap saat berkoordinasi dengan pemerintahan desa, pemerintahan kecamatan dan BPBD Kabupaten Kudus.
Baca Juga : Waspadalah Desa Rahtawu, Menawan, Ternadi, Japan Rawan Longsor Di Mana Alat Pencatat Longsor Dipasang
Sedang Ketua rukun warga (RW) 5 Desa Menawan, Siswandi yang ditemui di rumahnya menyatakan, alat deteksi tanah longsor tersebut cukup membantu warganya. Sejak dipasang tahun 2018 sampai sekarang belum pernah ada lagi tanah longsor dengan katagori berat. “Jika hujan lebat sirenenya berbunyi,” ujarnya.
Baca Juga : Teuku Faisal Fathani Peneliti dan Penemu Alat Deteksi Tanah Longsor Dipakai Di dalam negeri dan Mancanegara
Menurut catatan Tirtanews, dalam kurun waktu enam tahun terakhir, pedukuhan ini sudah dua kali diterjang tanah longsor. ). Yaitu pada Selasa (21/1/2014) malam sekitar pukul 00.00 WIB. Terjadi di tiga titik, dengan jumlah rumah rusak total sebanyak sembilan rumah dan rusak antara 30-40 persen sekitar sembilan rumah. Seorang meninggal dan 10 lainnya ditemukan dalam kondisi selamat.
Lalu pada Senin malam (19/12/2016) tebing setinggi sekitar 15 meter di Dukuh Kambangan RT 02/RW 5 runtuh. Tidak ada korban jiwa, namun sempat jalan menuju lokasi terputus, hingga menjelang tengah hari. Lalulintas kembali normal setelah dikerahkan ratusan warga, anggota TNI-Polri, aparat BPBD dan sejumlah alat berat.(Grace)